Raja Eswatini Mswati III kembali berkunjung ke Indonesia bertemu Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan, kunjungan Mswati III sebenarnya untuk berlibur ke Indonesia.
Kunjungan Raja Mswati III juga digunakan untuk bertemu Jokowi membahas kerja sama di bidang ekonomi.
“Raja Eswatini mengatakan, dari perusahaan wellness yang berada di Eswatini ini rencananya akan mengimpor kosmetik-kosmetik produk Indonesia,” kata Retno, Rabu, 24 Agustus 2022.
1.
Keanekaragaman hayati Mengutip dari laman The Kingdom of Eswatini, bentang alam Eswatini memiliki beragam flora dan fauna.
Sekitar 132 spesies mamalia telah tercatat di negara ini, antara lain badak hitam dan putih, gajah, kuda nil, jerapah di Taman Nasional Hlane.
Flora di Eswatini juga mencakup lebih dari 3.500 spesies tanaman yang termasuk 25 spesies endemik.
Adapun di antaranya 40 spesies anggrek, 6 spesies streptocarpus, dan 150 asteraceae.
Di Pegunungan Lumbombo terdapat lebih dari 600 spesies.
2.
Pegunungan tertua Merujuk laman UNESCO, Makhonjwa yang terletak di antara Afrika Selatan dan Eswatini, salah satu pegunungan tertua di dunia akibat terbentuk dari batuan yang berumur 3,6 miliar tahun.
3.
Emaganwini Warga Eswatini merayakan panen buah marula.
Merujuk laman The Kingdom of Eswatini, saat buah-buahan jatuh ke tanah dikumpulkan, kemudian disimpan hingga ranum menjadi warna kuning kecokelatan.
Buah itu ditempatkan dalam tong berisi air dan gula, kemudian difermentasi dan disuling menjadi bir.
Perayaan Emaganwini ini dilaksanakan di daerah keluarga Kerajaan Eswatini.
Masyarakat bernyanyi dan menari.
Biasanya, festival ini berlangsung pada bulan Februari ketika musim panen telah selesai.
4.
Perubahan nama Awalnya, negara Eswatini bernama Kerajaan Swaziland sebelum diubah namanya oleh Raja Mswati III.
Pada Maret 2018, saat hari kemerdekaan Swaziland yang ke-50, Raja Mswati III mendeklarasikan untuk mengembalikan nama kuno sebelum dijajah Inggris, yakni Eswatini.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.